Hold Me Close

Hold Me Close

Rabu, 21 Agustus 2013

Me?

Ketika jantung ini berdegup mengikuti irama waktu, ketika mata ini terbuka melihat indahnya dunia yang Allah berikan pada manusia, ketika hidung mulai menghirup udara, ketika telinga mulai mendengar suara-suara alam, ketika mulut mulai berbicara tuk mengungkapkan perasaan atau pikiran yang terbentuk oleh diri ini, ketika tangan, badan dan kaki ini mulai bergerak, ketika itu pula aku merasakan kehidupan. .
aku yang terlahir dengan normal, merasakan bagaimana sulitnya menjalani kehidupan yang sangat keras ini, kehidupan yang penuh teka-teki, tanpa ada yang tau apa yang akan terjadi esok. Perasaan yang selalu berganti-ganti, kadang senang, sedih, marah, sedih yang terlalu, curiga, kawatir, dll. Tak akan ada yang tau tentang bagaimana perasaan ini ketika tak disampaikan.Tak ada yang tau pula bagaimana perasaan ini esok hari. Aku tak pernah meminta akan terlahir di rahim siapa dan semua ini takdir, takdir yang membawa aku menuju kehidupan ini, di negara ini dan dengan agama ini. Hari demi hari aku berusaha untuk menyesuaikan dengan kehidupan di lingkunganku, dengan bahasa yang aku ucap dan dengan kebiasaan sehari-hari seperti berdiri, berjalan, berlari, makan, tidur, mandi, beribadah, belajar,dll. Dalam hidup ini aku mulai membuat cerita, dengan yang tadinya tidak tau apa-apa dan tidak bisa apa-apa menjadi tau dan menjadi bisa. .
Cerita ini mengikuti jalanku yang aku buat sendiri, dengan usaha dan apa yang aku raih. Tetapi terkadang aku masih belum tau apa yang menjadi kelebihanku. Kata orang kekurangan itu akan menjadi suatu kelebihan ketika kita mau berusaha. Tapi saat ini pun aku belum menemukannya. Dari kecil sampai aku tumbuh besar, masih seperti ini, dari kecil aku hobi bernyanyi, menggambar atau melukis. Tapi dari hobiku ini masih belum ada yang wah, mungkin kalau aku berlatih dengan serius, semuanya akan bisa menjadi suatu kelebihan yang aku miliki. .
Aku selalu berusaha untuk selalu menjadi yang terbaik dimata orang tua. Tapi mungkin usaha ini masih belum maksimal. Ditambah lagi batasan-batasan yang mereka berikan kepadaku, membuat aku menjadi agak malas untuk melanjutkan usahaku. Terkadang aku merasa tersiksa oleh sifat yang aku miliki baru-baru ini, aku semakin pendiam, susah untuk bersosialisasi/bergaul dengan orang, susah untuk mengungkapkan sesuatu. Padahal sewaktu aku kecil, aku gak bisa hanya duduk diam atau hanya diam saja. Aku selalu ingin tau siapa saja yang berada di dekatku, ketika sekolah juga semua teman-temanku aku ajak kenalan dan bermain tanpa terkecuali, jadi tidak hanya bermain dengan teman yang hanya itu-itu saja. Selalu mengikuti beberapa kegiatan yang ada di sekolah dan juga juara walaupun hanya harapan waktu itu. Aku pernah mendapat juara harapan 1 Tartil se-kabupaten jember tingkat SD, mendapat juara 2 gerak jalan se-kabupaten juga, dulu waktu TK juara 1 lomba menempel mewarnai, dan aku juga pernah mengikuti lomba senam, lomba bahasa inggris, sering di tunjuk menjadi MC pada saat rapat wali murid waktu pengambilan rapot, dan juga aktif mengikuti mading sekolah.Keaktifanku itu hanya saat duduk dibangku SD saja. Saat seleksi masuk SMP pun nomer urutku ada di atas dan nilaiku yang paling tinggi sehingga aku bisa masuk di SMP favorit nomer dua di Jember. Nilaiku itu pun selisih sedikit dengan anak urutan tertinggi yang mendaftar di SMP favorit nomer satu di Jember. Tapi setelah itu semua, bertambah umur ini bertambah pula sifat pendiamku. Saat duduk di SMP aku masih aktif ikut ekskul teater dan PA, tapi saat SMA aku mengikuti ekskul paskibra hanya sebentar dan setelah itu tidak ada satupun ekskul yang aku ikuti. Sampai aku menginjakkan kakiku pada perguruan tinggi, akhirnya aku menemukan sebuah organisasi jurnalis, yang sempat muncul dalam benakku keinginan menjadi jurnalis. Tetapi aku memiliki banyak kekurangan, ketika wawancara jika tidak ditulis terlebih dahulu pertanyaannya atau jika tidak ada di catatan pertanyaan, aku bingung akan bertanya apa pada narasumber. Pada saat rapat pun aku jarang fokus, sering bingung untuk mengungkapkan sesuatu. Aku tidak mengerti apa yang terjadi dalam diriku, selalu ingin berubah tapi sulit. Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang bisa aku tulis sehingga menghasilkan sebuah karya, tapi terkadang keadaan yang membuat aku tidak bisa melakukannya setiap hari. Aku jarang menulis karena ketika aku sibuk atau banyak pekerjaan orang tua yang harus aku bantu, aku tidak bisa atau tidak sempat untuk menulis bagaimana cerita sehari-hariku, bagaimana perasaan sehari-hariku.Mungkin juga karena keadaan di rumah dan lingkungan yang selalu memenuhi pikiranku, menghambat pikiran ini untuk berpikir secara runtut. Ketika ortu yang sering berdebat hanya karena masalah kecil, membuat pikiranku semakin kacau. Dari luar aku terlihat kuat, tapi batin ini menangis karena sifat yang terbentuk dalam diriku, sifat pendiamku yang sebenarnya menyiksaku. Mungkin juga karena sifat pemikir aku yang berlebihan sehingga untuk menyampaikan sesuatu saja sangat sulit karena takut salah atau menyinggung. Tapi semuanya aku jalani dengan sabar dan ikhlas dan kali ini aku mencoba untuk menulis, untuk menghasilkan sebuah karya kecil-kecilan, walau tidak setiap hari.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SeteTes iMajinaSi Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo