Ketika
memasuki suasana baru dan terasa sangat asing bagi cewek yang bernama bunga,
tiba-tiba ada seorang cowok yang menarik tangannya dan mengajaknya bersembunyi
di balik tong besar. Bunga tak henti-hentinya melihat wajah cowok itu, dia
berpikir kalau cowok yang ada didekatnya tak asing baginya. Dipandanginya
terus-menerus sampai akhirnya bunga tak sadar kalau barusan cowok itu berbicara
padanya. “Hei! Kamu kenapa sih, kok ngeliatin aku sampe segitunya” kata cowok
itu penasaran. Ketika itu bunga sadar dan berkata kalau dia pernah satu SMA
dengannya. Ternyata benar dugaannya, dia bernama Rizal yang pernah satu kelas
dengan bunga. Bunga pernah menyimpan rasa dengan Rizal. Tetapi perasaan itu
harus dia simpan dalam-dalam karena Rizal telah memiliki pacar. Sampai akhirnya
dia bertemu lagi dengan Rizal di bangku perkuliahan. Ketika melihat dosen akan
memasuki kelas, mahasiswa berhamburan memasuki kelas. Bunga dan Rizal yang
sedang bersembunyi di balik tong besar pun cepat-cepat memasuki kelas. Sepulang
dari kuliah, bunga lupa menanyakan maksud Rizal mengajak dia untuk bersembunyi.
Sebenarnya Rizal anak yang baik tetapi karena dia memiliki
permasalahan keluarga dengan bercerainya kedua orang tuanya menjelang lulusan
SMA, ketika itu juga dia berubah menjadi anak yang liar dan hampir masuk ke
dalam pergaulan bebas. Keesokan harinya,
bunga bertanya pada Rizal tentang kejadian kemarin. Rizal bercerita kalau
kemarin dia dikejar-kejar dengan anak cowok Kampus lain gara-gara dia sudah
merebut cewek dari anak Kampus lain itu. Mendengar cerita itu, bunga kaget
setengah mati dan tidak menyangka kalau Rizal yang dia kenal sejak SMA itu akan
melakukan hal seperti itu. Tetapi bunga tetap bersikap tenang dan terus
mendengarkan cerita Rizal.
Sore menjelang magrib bunga membeli
obat untuk ibunya yang yang sedang
sakit. Saat menuju jalan pulang, dia melihat seorang cowok seperti Rizal sedang
mabuk-mabukan di pinggir jalan bersama teman-temannya. Bunga seakan tidak percaya
dengan apa yang dia lihat dan sesekali mengusap kedua matanya, berharap apa
yang dia lihat itu salah dan cowok itu bukan Rizal. Tetapi harapannya salah,
cowok yang dia lihat memang benar-benar Rizal. Bunga langsung bergegas untuk
menghampiri Rizal dan menyuruhnya untuk cepat pulang. Rizal sama sekali tidak
merespon apa yang dikatakan oleh bunga bahkan tertawa terbahak-bahak seperti
orang gila. Setelah tertawa, spontan Rizal membentak Bunga dan mengusirnya agar
tidak mengganggu Rizal lagi. Sejak itu bunga sangat kesal dengan sikap Rizal
yang semakin lama semakin menjadi. Akhirnya dia pulang dengan sejuta kekesalan.
Sesampainya dirumah, obat yang telah dibelinya diberikan pada ibunya.
“ Wajah kamu kok ditekuk-tekuk kayak pakaian
abis disetrika??” kata ibunya.
“ Ibu apaan sih, gak ada apa-apa kok” kata
bunga sambil tersenyum kecil.
Ibunya sedikit penasaran dengan sikap anaknya
itu, tetapi karena sakit dikepalanya kambuh lagi akhirnya langsung istirahat
dan tidak menanyakan sesugguhnya apa yang telah terjadi sampai-sampai wajah anaknya itu terlihat kusut.
Bunga selalu memikirkan cara agar
Rizal balik seperti dulu lagi. Rizal yang baik, selalu juara kelas dan tidak
pernah kasar sedikitpun dengan teman-temannya. Dia memang sangat sebel dengan
tingkah laku Rizal. Tetapi tidak menyurutkan perasaan cintanya pada Rizal,
entah apa yang buat Bunga sangat cinta sampai-sampai dia bingung sendiri dengan
perasaannya. “Apakah perasaan ini benar??” kata bunga dalam hati.
Beberapa hari kemudian bunga mencoba
menghubungi Rizal untuk mengajaknya
pergi ke sebuah tempat dan ternyata dia menyetujuinya. Ketika sampai pada tempat itu, bunga bertanya pada Rizal
penyebab dia bertingkah laku seperti itu yang bertolak belakang dengan sikapnya
pada saat dibangku SMA. Tanpa berpikir panjang Rizal menceritakan semua tentang
permasalahan keluarganya itu yang membuat perilakunya semakin tidak terkontrol.
Setelah mendengar semuanya, Bunga meminta maaf pada Rizal karena dia telah
lancang bertanya-tanya sehingga membuat Rizal bercerita tentang masalah
pribadinya. Untungnya Rizal tidak mempermasalahkan hal itu. Rizal juga meminta
maaf pada Bunga karena Rizal telah membentaknya pada saat mabuk-mabukan dengan
teman-temannya. Akhirnya mereka berdua
melanjutkan obrolannya sampai tak terasa tiga jam telah berlalu. Rizal
mengantarkan Bunga pulang. Tiba-tiba sebelum bunga masuk kedalam rumahnya,
Rizal berterima kasih dan berkata kalau dia sudah bikin Rizal enjoy malam ini.
“Sama-sama” kata bunga sambil tersenyum. Bunga tidak menyangka kalau Rizal akan
bilang seperti itu padanya.
Keesokan harinya, Rizal sadar akan
perbuatannya yang tidak baik itu. Ketika Rizal bertemu dengan Bunga di kantin
sekolahnya, dia bilang pada Bunga bahwa dia ingin sekali menjauhi minum-minuman
keras itu tetapi sangat sulit baginya apalagi teman-temannya yang setiap hari
selalu mengajaknya untuk mabuk-mabukan. Setelah itu Bunga berkata kalau untuk
merubah perilaku buruk menjadi baik itu memang susah, tapi untuk merubah sikap
kita dari baik menjadi lebih buruk itu yang mudah.
“
Jadi aku harus gimana Bunga?? ” tanya Rizal.
“
Sekarang aku tanya, cita-cita kamu apa? ” tanya Bunga.
“
Pengen jadi Pemilik dan Pemimpin Perusahaan” kata Rizal.
“
Tuh kan, gimana kamu bisa jadi seorang
pemimpin kalau kamu sendiri aja gak bisa mimpin diri kamu, mau jadi apa
perusahaanmu kalau pemimpinnya berperilaku jelek. Kalau dari dirimu sendiri gak
tau mana perilaku yang baik dan buruk. Apalagi kalau calon pemimpinnya
mabuk-mabukan dan bisa menyebabkan kematian. Cita-cita kamu ya gak bakal bisa
tercapai lah! Kamu mau mengecewakan kedua orang tuamu, walaupun mereka berpisah
yang namanya orang tua pasti menginginkan anaknya jadi yang terbaik. Kamu gak
mau kan mengecewakan mereka? ” kata Bunga yang sudah seperti orang ceramah.
Mendengar
kata-kata itu, Rizal langsung sadar dan ingin memperbaiki sikapnya.
Pada saat itu Rizal berusaha untuk
menolak ajakan teman-temannya dan berusaha untuk tidak mendengarkan kata-kata
teman-temannya yang telah meremehkan dia. Rizal juga telah memutuskan hubungan
dengan pacarnya yang telah dia rebut dari anak cowok Kampus lain. Dia juga
sering ke rumah Bunga untuk belajar. Hari demi hari perilakunya semakin baik.
Ketika keesokan harinya akan diadakan Ujian Akhir Semester, Rizal pergi ke
rumah Bunga untuk belajar bersama Bunga. Pada saat itu juga ketika Rizal dekat
dengan Bunga, seperti ada yang berbeda. Dia merasakan jantungnya tidak normal
karena berdegup dengan kencang. Rizal seakan tidak percaya akan perasaannya
itu.
Saat ujian dimulai, mereka berdua
mengerjakan soal dengan lancar seperti tak ada hambatan. Saat pengumuman nilai di pampang pun nilai
mereka berdua berada diatas. Rizal dan Bunga sangat senang dan tak sadar mereka
pun berpelukan.
Malam harinya Bunga menemukan amplop
berwarna merah muda yang didalamnya terdapat surat yang isinya. .
Bunga,
Saat pertama kali
melihat kamu memang biasa aja
Tapi setelah aku dekat
dan sering ngobrol denganmu,
Itu sangat membuat aku
nyaman . .
Terima kasih karena
kamu udah bikin aku berubah jadi lebih baik
Kamu berbeda dengan
cewek-cewek lainnya
Kau memang benar-benar
penyejuk hatiku. .
Tapi, apakah cewek
yang telah menyejukkan hatiku ini
mau menjadi milikku??
Aku tunggu jawabannya
besok jam7 pagi di taman. .
fRoM:
Rizal
Bunga terkejut dan
perasaannya sangat gembira ketika membaca surat itu, karena selama ini yang dia
inginkan terwujud juga.
Tepat jam tujuh pagi bunga bergegas
ke taman dan melihat seorang cowok yang duduk di sebuah kursi taman. Ya, Rizal
yang duduk di kursi taman tersebut. Dengan senyumnya yang manis Bunga menyapa
Rizal dan berkata kalau dia telah lama jatuh cinta pada Rizal tetapi pada saat
Bunga jatuh cinta, Rizal masih milik cewek lain.
“oH ya? Makasih ya
kamu udah suka sama aku dan bertahan sampai sekarang, padahal waktu itu aku
jadi seseorang yang bikin kamu sebel mungkin. .
Jadi kamu mau gak ngelengkapin hati aku yang cuma setengah ini?” kata
rizal.
Bunga tersenyum
dan berkata bahwa dia mau nyatuin setengah hatinya dengan setengah hati Rizal
agar menjadi satu. Akhirnya mereka berpacaran dan hubungan itu bertahan sampai
mereka menikah.
By:
Dewi Sekar Bumi
0 komentar:
Posting Komentar