Hold Me Close

Hold Me Close

Rabu, 05 Desember 2012

Keamanan Pangan


Suami Istri Keracunan Mie Instan
TRIBUNJOGJA.COM,  KUPANG -- Sardi dan istrinya Frida Lenggu, mual dan muntah-muntah setelah menyantap mie instan rebus rasa pedas di kediamannya di Kelurahan Batuplat, Minggu (22/7/2012) malam. Frida Lenggu bahkan harus dirawat di rumah sakit akibat kondisinya melemah setelah mual dan muntah-muntah.
Sebelumnya, dua orang tetangganya juga mengalami hal yang sama saat setelah makan mie instan. Demikian penuturan Sardi dan Frida yang ditemui di RS Carolus Boromeus, Belo, Selasa (24/7/2012). Sardi menuturkan, berawal pada hari Minggu malam, saat Frida ingin makan mie instan. Keduanya pun memasak mie instan lalu makan bersama.
"Kurang lebih 30 menit setelah itu, kami merasa pusing, mual- mual dan saya bahkan sampai muntah. Setelah itu saya mencret berulang kali bahkan saya sempat pingsan dua kali," jelas Sardi sambil menambahkan bahwa mie instan tersebut masih berlaku karena masa kadaluarsa jatuh pada 12 November 2012.
Sardi mengatakan, meski pusing dan mual, namun dia harus menguatkan dirinya karena kondisi istrinya lebih parah. "Saya terpaksa harus kuat untuk urus istri saya karena kami dua sama- sama keracunan," jelasnya.
Sardi kemudian membawa istrinya untuk berobat dan dirawat di rumah sakit. Pada saat yang hampir sama, ada kenalan mereka dari Maulafa yang membawa anak yang bernama Queen juga untuk diobati karena keracunan mie instan. Menurut mereka, satu hari sebelumnya, ada juga dua orang anak tetangga yang keracunan.
Secara terpisah, ibu Yuli yang dihubungi melalui telepon mengakui kalau dua orang anaknya mual dan muntah usai makan mie instans "Kejadiannya hari Kamis (19/2/2012). Pada saat itu libur, jadi saya hanya masak mie instan. Tapi setelah makan anak saya yang pertama muntah-muntah dan berak hitam sementara anak yang kedua rasa mual tapi tidak bisa muntah. Tetapi mereka berdua tidak sampai masuk rumah sakit," ucapnya. (*)

Pertanyaan:
1.      Seberapa besar dampak dari kasus tersebut?
2.      Apa faktor penyebab kasus tersebut?
3.      Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi kasus tersebut?
Jawaban:
1.      Dampak yang terjadi ketika konsumen mengkonsumsi mie instan yaitu, dapat menyebabkan Pemotongan usus, Kanker Payudara, Infertilitas, Alergi, Gangguan pencernaan, Gangguan pernapasan. Hal ini harus diwaspai pada usia anak dengan gangguan saluran cerna seperti hipermeabilitas Intestinal atau dikenal dengan Leaky Gut Syndrome. Gangguan hipersensitifitas saluiran cerna ini biasanya terjadi pada penderita alergi makanan, seliak, intoleransi makanan, penderita Autism, ADHD dan berbagai penderita gangguan metabolisme lainnya. Pada gangguan hipersensitivitas saluran cerna tersebut terjadi ketidakmatangan saluran cerna. Pada penderita seperti ini sebaiknya lebih mewaspadai penggunaan bahan pengawet termasuk mi instan. Gejala gangguan hipersensitifitas saluran cerna yang harus diwaspadai adalah gangguan BAB berupa kesulitan atau sering buang air besar. Gejala saluran cerna lainnya adalah mudah muntah, nyeri perut, mulut berbau, sering kembung, sering buang angin, air liur berlebihan, lidah sering kotor dan putih dan berbagai gejala lainnya.

2.      Faktor penyebab dari kasus tersebut yaitu, di dalam mie instan terdapat bahan tambahan pangan metal hidroksi benzoate, yang digunakan untuk pengawet kecap (bumbu) pada mie (goreng) instan.  Meski metal hidroksi benzoate bisa larut dalam air dan mudah diserap oleh saluran usus atau kulit tetap saja ada risiko jika penggunaannya berlebih. Mie instan ini juga mengandung bahan-bahan pengawet, minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng mie sampai kering, MSG, dan zat pewarna.  Jadi zat-zat berbahaya tersebut tidak bisa hilang walaupun sudah direbus. Namun ketika direbus, zat-zat tersebut berkurang dan bercampur dalam air rebusan.

3.      Upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu para konsumen perlu selalu berusaha mengembangkan perilaku hidup sehat; termasuk perilaku makan sehat dengan menu pangan yang sehat. Hal ini agar konsumen terhindar dari bahan-bahan pengawet yang berbahaya. Jika ingin mengkonsumsi makanan, harus teliti dalam memilihnya. Untuk perusahaan atau industri pangan juga harus teliti dalam memilih bahan pengawet yang akan digunakan dalam makanan yang akan diproduksi, agar tidak salah dalam memilih sehingga tidak akan menimbulkan bahaya terhadap makanan yang diproduksi. Oleh karena itu diperlukan seseorang yang dapat menganalisis bahan tambahan pangan yang akan digunakan dalam makanan agar tahu akan bahaya atau tidaknya BTP yang digunakan tersebut.

 

SeteTes iMajinaSi Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo